“BETA DAN NUSA
TENGGARA TIMUR”
Pembaca Yang Budiman.
Kesempatan menjadi seorang Gubernur, seorang pemimpin
sekarang ini kian terbuka dan bisa diemban oleh siapa saja yang telah memenuhi
syarat. Saya merasa terpanggil bahwa untuk NTT yang terus baik kedepannya dan
melanjutkan usaha dari pendahulu-pendahulu kita yang telah membangun NTT sampai
sekarang ini maka diperlukan lebih banyak pemimpin dan kaum-kaum professional agar
dapat mengikuti perkembangan jaman yang tetap mengedepankan masa depan rakyat
NTT tanpa membedakan kalangan dan golongan.
Sudah pasti kita merasa terpanggil sama halnya dengan saya untuk masa depan anak
cucu kita di bumi NTT yang baik dan mampu memberikan sumbangsih kepada Negara
Indonesia. Saya mohon doa restu serta dukungan dan mengajak semua warga turut
serta bersama saya dalam persiapan langkah-langkah awal penggalian informasi dan
merupakan sebuah survey tentang NTT sehingga dapat saya masukan kedalam visi
dan misi saya untuk melanjutkan langkah pembangunan NTT kedepannya. Tekad saya
sudah bulat akan panggilan ini. Saya sebagai putra daerah menyatakan siap maju untuk
melanjutkan perjuangan ini bersama dan mencalonkan diri sebagai Gubernur NTT
pasca pemimpin kita Bapak Frans Lebu Raya setelah mengikuti mekansime dan
proses yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagai salam perkenalan ijinkan saya membagikan portfolio
atau gambaran singkat tentang saya kepada seluruh pembaca yang budiman.
Portfolio ini bertujuan untuk memberikan ruang komunikasi, mengajak semua
lapisan masyarakat bersinergi bersama melihat Daerah kita tercinta ini.
Portfolio ini bertajuk “Beta Dan Nusa Tenggara Timur”. Dalam sebuah syair lagu
yang menginspirasi saya menulis rangkaian kalimat ini yakni “bae sonde bae
tanah timor lebe bae” sebuah syair lagu yang memiliki makna yang sangat dalam
yang berarti “baik tidak baik tanah Timor lebih baik”. Sebagai putra daerah saya telah merasakan hal
ini dan yang paling dasar adalah sebuah kedamaian ditengah kemajemukan. Saya
turut mengajak Orang Tua Adat, Pengurus Desa, organisasi kepemudaan atau organisasi
Mahasiswa, para professional yang telah terlibat bertahun-tahun dalam membangun
Nusa Tenggara Timur ini untuk memberikan sebuah langkah awal menjadi
sukarelawan dalam rangka memberikan masukan dan penilaian terhadap saya,
program – program kedepannya dan lain sebagainya. Jangan ragu. Setiap warga
memiliki tanggung jawab yang sama untuk membuka jalan terutama berguna bagi saya
yang akan mencalonkan diri menjadi pemimpin daerah. Menjadi pimpinan daerah adalah
tugas yang sangat berat oleh sebab itu diperlukan sebuah rencana dan berdasar
kepada realitas di tengah masyarakat. Persiapan adalah tantangan, “gagal mempersiapkan
diri dengan baik sama saja dengan merencanakan kegagalan itu sendiri”. Ungkapan
ini juga berlaku dalam dunia politik praktis. Alam politik di era demokrasi
modern berbeda dengan era sebelumnya. Dulu seorang pemimpin sudah ditetapkan
sebelum dia lahir dan kemampuannya penuh dengan balutan mitos dan mistis secara
turun-temurun. Tetapi setelah alam demokratis muncul maka mitos dan mistis
seperti itu dihancurkan oleh logika dan rasionalitas.
Hormat Saya Kepada Pemimpin-pemimpin kita terdahulu yang
telah menjadikan NTT sampai sekarang ini :
Nusa Tenggara Timur:
Letak Geografis Yang Strategis
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan
katulistiwa pada posisi 8° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur.
Batas-batas wilayah :
Sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Flores
Sebelah Selatan
dengan Samudera Hindia dan Benua Australia
Sebelah Timur dengan
Negara Timor Leste
Sebelah Barat dengan
Propinsi Nusa Tenggara Barat.
NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 566 pulau,
432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum
mempunyai nama. Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar:
Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain:
Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila,
Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang,
Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk,
Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren,
Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah
Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten
Sumba Timur, dll. Dari seluruh pulau yang ada, 42 pulau telah berpenghuni
sedangkan sisanya belum berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar, yaitu pulau
Flores, Sumba dan Timor, selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang letaknya
tersebar, komoditas yang dimiliki sangat terbatas dan sangat dipengaruhi oleh
iklim. Luas wilayah daratan 47.349,90 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas
wilayah perairan ± 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEEI). Hampir semua pulau di wilayah NTT terdiri dari pegunungan dan
perbukitan kapur. Dari sejumlah gunung yang ada terdapat gunung berapi yang
masih aktif. Di pulau Flores, Sumba dan Timor terdapat kawasan padang rumput
(savana) dan stepa yang luas. Pada beberapa kawasan padang rumput tersebut
dipotong oleh aliran sungai-sungai. Berikut nama beberapa sungai besar yang ada
di NTT. Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin
musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan
Nopember) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April).
Suhu udara rata-rata 27,6° C, suhu maksimum rata-rata 29° C, dan suhu minimum
rata-rata 26,1° C. Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat
dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :
Agak berombak dengan kemiringan 3-16 %.
Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26 %.
Bergelombang dengan kemiringan 27-50 %.
Berbukuti-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari
50 %.
Dataran banjir dengan kemiringan 0-30 %.
Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap
pola kehidupan penduduk, antara lain pola pemukiman digunung-gunung, sehingga
terdapat variasi adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu
daerah dengan daerah lainnya.
Sejarah Nusa Tenggara
Timur
Arti lambang Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai
berikut:
Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain
melambangkan makna perlindungan rakyat juga melambangkan Pancasila.
Dalam perisai terberkas: bintang, komodo, padi dan kapas,
tombak dan pohon beringin.
Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, komodo
satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih lestari. Binatang purba
ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis
hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau Komodo.
Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat
komodo.
Padi-kapas melambangkan kemakmuran.
Tombak melambangkan keagungan dan kejayaan.
Pohon beringin melambangkan persatuan dan kesatuan yang tetap
terpelihara.
Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan
melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah
lambang.
Sejarah Nusa Tenggara Timur sebagai berikut : Bentangan
kepulauan yang terletak di antara 80-120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur, mempunyai makna tersendiri terhadap kehidupan banyak orang.
Gugusan pulau-pulau tersebut disapa dengan berbagai sebutan, antara lain,
"Sunda Kecil, Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Timur", dan juga
"Flobamora". Sebutan tersebut juga bisa bermakna terdapat banyak
suku-suku di wilayah tersebut, namun mempunyai satu tanda kesamaan yaitu
sama-sama menyatukan diri sebagai Masyarakat NTT. Jauh sebelum nama NTT
tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi
perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur Tengah, Tiongkok, dan Eropa, dan
berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang
dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Tiongkok melakukan pelayaran niaga
untuk mencapai wilayah sumber cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan
raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan
pemimpin rakyat. Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti
Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan
terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am", yang
ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka, Jawa, Tiongkok dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis,
Belanda.Tahun 1510, Goa, India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka dijadikan pusat perdagangan
serta kekuasaan wilayah Nusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku,
Solor (Flores) pada tahun 1511, armada Ferdinand Magellan dengan dua kapal singgah
di Alor dan Kupang, Pulau Timor. Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu,
kedua kapal ini diterjang badai, salah satu kapal hancur dan karam. Jangkar
raksasa salah satu kapal ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya
berhasil lolos dari amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian
ke Tanjung Harapan lalu kembali ke Spanyol. Ketika Belanda, dengan VOCnya, mencekram Nusantara, tahun
1614, mereka menempatkan Pdt. M van den Broeck di Kupang dan Rote, untuk
melayani umat Kristen di sana. Ini juga bermakna, walau VOC masih berusia muda
(berdiri 1602), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di
Timor dan pulau-pulau sekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai
pemelihara rohani. Pada era V0C, tahun 1600 – 1799, dan bahkan sampai tahun
1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan
sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan terhadap Masyarakat NTT.Belanda
waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Prancis dibawah
Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Britania untuk memperluas jajahannya
dengan merebut jajahan Belanda. Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan
Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali
Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania. Dua
kapal Britania memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil
dipukul mundur oleh Greving yang mengarahkannya pada Mardijkers. Saat VOC dibubarkan pada tahun 1799, segala hak dan
kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak
membawa perubahan apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang
dilancarkan oleh negara tetangga.
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi
sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja, fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian
menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa
di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis
pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami
perubahan, hanya ada perubahan istilah. Ketika Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang
dijajah Belanda, bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan
Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan
berbagai upaya untuk tetap berada di bumi NTT. Keadaan tersebut, membangkitkan
semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada dalam diri Rakyat
NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut melahirkan Pemerintahan Negara
Indonesia Timur dan Pemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, status NTT hampir
sama dengan Yogyakarta pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada
Soekarno–Hatta. Perjuangan yang gigih Rakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak
pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka.
Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. Koroh, I.H.
Doko, Th.
Oematan,
Pastor Gabriel Manek, Drs.
A. Roti, Y.S.
Amalo, agar NTT
tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari RI. Ketika
Indonesia masih belum berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi
Administratif dengan nama "Provinsi Sunda kecil". Nama "Sunda
kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan
peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada
tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah
dan dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga "Provinsi Nusa Tenggara"
dibagi menjadi tiga Daerah Swatantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swatantra Tingkat
1 Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Sejak 20 Desember 1958,
pulau Flores, Sumba, Timor, dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu bagian dari provinsi.
Pemimpin Yang Ideal
Semua orang pasti menghendaki sosok pemimpin yang baik atau
lebih tepatnya disebut ideal. Tentu anda bertanya seperti apa sosok pemimpin
itu kepada saya. Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi
dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti
menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam hidupnya.
7 Karakter Utama Pemimpin Ideal saya dapatkan dari berbagai
sumber dan tentunya patut untuk ditiru bukan hanya memimpin orang lain tapi
paling tidak untuk memimpin diri sendiri dalam menjalani hidup ini, karakter
utama ini adalah sebuah deskripsi yang menjelaskan tentang point-point yang
harus dimiliki seorang pemimpin. Baik secara sempit maupun luas, seorang
pemimpin tentunya perlu mengetahui dan memiliki sifat dari 7 karakter utama
pemimpin ideal.
Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih
dan mampu melatih individu-individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat
seragam. Seorang pemimpin diharuskan mampu melibatkan diri dalam unsur
keberagaman dari sifat semua anggota yang dipimpinnya yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu
membawa misi semua pihak ke arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua
anggotanya.
1. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas
Kecerdasan adalah titik penentu utama yang idealnya harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan
seberapa baik langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh
suatu masalah dalam komunitas yang beragam. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang
cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan keunggulan berfikir dan peka
terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang
ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan
kepentingan semua warga yang dipimpinnya.
2. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif
Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang
berani berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiasi atau sebuah
ide awal jelas dibutuhkan oleh seorang pemimpin demi terciptanya solusi yang
bersifat nyata dan menggerakkan semua unsur untuk memecahkan sebuah
permasalahan bukan kearah kebuntuan. Sebuah inisiasi yang menyejukan dan
menenangkan bukan profokatif. Pemimpin yang berinisiatif adalah pemimpin yang
mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai segala
sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri
pemimpin, kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun
akan terjamin dengan baik.
3. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari
segala keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain
cerdas dan berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki
sifat bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan
pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa.
Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu
berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang
diambil.
4. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya
Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa
berhasilnya seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam
mengambil keputusan. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir
ulang, anggotanya dengan kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin tersebut
untuk mengambil sebuah keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin
yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin yang dapat
dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan hati dan
menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.
5. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur
Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas
yang harus dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin
yang jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala
informasi yang mencakup kepentingan orang banyak. Kejujuran yang ada dalam diri
seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu diandalkan oleh seluruh
anggota yang dipimpinnya. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan
mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari seluruh anggota yang dipimpinnya.
6. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban
Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam
kepentingan anggotanya dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang
rela berkorban akan mampu memfokuskan diri untuk mencapai visi anggota secara
detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan
dan kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela berkorban akan
mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.
7. Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai Warganya
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga warga
yang dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin
yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir
bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya. Warga yang dipimpinnya pun akan
mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih.
Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan dengan cinta yang
terkoordinir rapih untuk kemajuan.
Setelah membaca banyak artikel-artikel dari berbagai nara
sumber yang ada, tentunya kita bisa mengetahui 7 karakter utama pemimpin ideal
dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin bukanlah manusia sempurna namun seorang
pemimpin yang ideal dituntut untuk mengusahakan kesempurnaan untuk kemajuan
visi warganya. Ijinkan saya bersama-sama untuk menjadi pemimpin ideal. Tidaklah mudah menjadi seorang pemimipin,
karena para pmimpin harus memiliki sejumlah kualitas tertentu. Kalau seorang
pemimpin salah dalam bertindak, maka bawahan bisa saja langsung menganggap
buruk. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Pemimpin Yang Tidak Ideal :
Hanya Memerintah
Menjadi Pemimpin bukan berarti bisa seenaknya saja memerintah
atau merubah tatanan yang sudah ada dari pendahulu-pendahulu kita karena alasan
yang tidak jelas. Sebaliknya, hal yang harus dilakukan seorang pemimpin yang
benar yaitu harus bisa menciptakan komunikasi yang baik dengan tim atau orang
yang dipimpinnya demi mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. Komunikasi
di sini artinya komunikasi dua arah, sehingga bawahan bisa menyampaikan
pendapat dan bukan sekadar menerima perintah.
Jarang Diskusi dan Tatap Muka
Pemimpin yang buruk biasanya jarang berdiskusi dengan
bawahannya atau warganya tapi dia lebih banyak menuntut timnya atau warganya untuk
solid atas kemauannya. Padahal, solid tidaknya sebuah tim kerja juga dinilai
dari adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan atau pemerintah
dan warganya. Dengan berdiskusi, pemimpin pun bisa tahu jika ada masalah di
antara orang yang dipimpinnya.
Tidak Memberikan Kepercayaan
Seorang pemimpin yang baik bisa memberikan kepercayaan pada
timnya untuk bekerja. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri
timnya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk tidak mampu memberikan kepercayaan itu.
Akibatnya akan muncul rasa tak percaya di antara atasan dan bawahannya.
Tidak Memberikan Pujian
Saya memberikan sebuah ilustrasi bahwasannya tak sedikit
atasan di kantor, perusahaan/lembaga yang merasa enggan untuk memuji
bawahannya. Padahal, hal tersebut sekali-kali perlu dilakukan demi memberikan
penghargaan pada bawahannya. Ini yang membuat mereka bisa termotivasi untuk
menjadi tim yang lebih baik dan maju.
Konflik
Apabila bawahan kita ditegur oleh atasan dari divisi lainnya,
jangan hanya diam saja dan membiarkan bawahan Anda menghadapinya sendirian.
Pemimpin yang baik akan berusaha untuk memberi dukungan pada timnya, bukan
malah ikut menyalah-nyalahkannya juga. Jika terbukti bersalah baru patut
disalahkan. Bukan berarti seorang pemimpin melindungi bawahannya yang salah
atau kurang baik atau terlalu mudah menyalahkan seorang bawahan.
Tidak Terbuka
Hubungan baik dengan siapa saja yang berbeda perlu dibina baik
dalam perusahaan/lembaga antar sesama dalam satu Negara bahkan dengan Negara
lainnya. Jika Anda merupakan pemimpin yang kerap tertutup dan tidak membeberkan
kehebatan atau kekurangan kerja dalam tim Anda, itu menandakan bahwa Anda bukan
termasuk pemimpin yang baik. Yang utama dalam keterbukaan adalah kepada warga
yang dipimpin.
Tidak Bertanggung Jawab
Jika seorang pemimpin selalu menyerahkan tugas pada bawahannya
saja, padahal seharusnya pekerjaan tersebut dikerjakan oleh pemimpin itu
sendiri, itu membuktikan bahwa pemimpin tersebut bukanlah pemimpin yang baik.
Pemimpin yang benar akan bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bukan malah
menyuruh bawahan untuk menyelesaikannya.
Pemimpin yang Tidak Memiliki Visi, Tidak Akan Bisa Menggerakkan Tim.
Pemimpin tanpa visi akan gagal. Pemimpin yang tidak memiliki
visi tidak bisa menginspirasi warganya, memotivasi kinerja, atau menciptakan
nilai yang berkelanjutan. Miskin visi, visi yang berubah-ubah, atau tidak ada
visi akan menyebabkan para pemimpin gagal. Tugas pemimpin adalah untuk
menyelaraskan semua pihak sesuai dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Ini
tidak bisa terjadi ketika orang buta menuntun orang buta, yang artinya pemimpin
yang tidak mempunyai visi menuntun anggota atau warga yang dipimpinnya yang
juga tidak memiliki tujuan dan arah.
Ketika Pemimpin Gagal Memimpin Dirinya Sendiri
Seorang pemimpin meski memiliki karakter atau integritas yang
tinggi namun belum tentu akan bertahan dalam ujian waktu. Tidak peduli seberapa
cerdas, ramah, dan persuasive seseorang, jika mereka rentan terhadap perilaku
yang tidak etis berdasarkan kebutuhan saat ini atau masa depan, mereka akhirnya
akan menjadi mangsa kehancuran mereka sendiri. Etika dan pembawaan diri
merupakan formula untuk sukses.
Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu atau Meninggalkan Masa lalu
Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School
mengatakan dalam Wall Street Journal 2009, “Pemimpin cenderung mengandalkan
pengalaman masa lalu yang tampaknya berguna atau menggunakan sesuatu yang baru
tanpa mengambil pelajaran dari masa lalu, tetapi sebenarnya berbahaya. … karena
semuanya tidak benar-benar cocok dengan situasi saat ini dan itu tidak akan
menjadi bermanfaat.” Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja,
sumber daya, dan bagaimana menciptakan momentum di lingkungan yang baru.
Terlibat Permasalahan Politik
Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara
obyektif dan fokus pada mengelola tanggung jawab. Pemimpin yang terperangkap dalam politik kehilangan
identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi lain.
Tak Punya Tujuan Kerja
Bila seorang pemimpin tidak tahu apa yang perjuangkan, maka
akan sulit membuat keputusan yang baik. Kejelasan tujuan memungkinkan seorang
pemimpin membuat keputusan yang benar dan konsisten sesuai dengan misi. Ketika
tujuan “terganggu”, seorang pemimpin akan kehilangan hubungan dengan naluri dan
mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat.
Menyalahgunakan Sumber Daya
Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan memberikan
inspirasi, tapi juga mengharuskan seorang pemimpin untuk mengetahui alat, aparatur
dan sumber daya yang tersedia dan atau yang harus diperoleh untuk berjuang
memperjuangkan misi. Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan
pedoman sumber daya. Mereka memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke
informasi yang benar, statistik, tren, dan hal lainnya yang tersedia dari luar
dan dalam daerah. Pemimpin yang baik tahu kapan harus melibatkan semua sumber
daya itu dalam rangka membuat keputusan yang tepat yang berdampak positif bagi semua
atau bagi masa yang akan datang.
Tidak Melihat Peluang
Pemimpin menjadi tidak baik apabila tidak mengerti dengan
visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari segala arah. Visi ini
membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola perubahan jika
keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan memungkinkan para
pemimpin melihat sekitar, di dalam dan luar daerah, sehingga
keputusan-keputusan yang dibuat pun tepat.
Tidak Percaya Diri
Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan
membuat keputusan tiba-tiba. Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat
keputusan.
Para pembaca warga NTT yang budiman. Terima kasih banyak atas
attensi yang diberikan dengan membaca selebaran ini. Saya bukanlah seorang yang
sempurna namun akan menjadi sempurna apabila mendapat dukungan dan doa restu
dari segenap pihak. Sebagai putra daerah saya memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap kemajuan daerah kita tercinta. Mari kita meletakkan tanggung
jawab ini bersama di pundak kita sebagai putra daerah. Saya mohon maaf jika ada
kesalahan yang telah saya buat dalam goresan pena ini.
Kirimkan Saran Untuk NTT Melalui Email ......marselinasintasayang@yahoo.com.........
Referensi : Dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment
Pesan Dan Saran Sangat saya Harapkan, Jangan Ragu berikan respon anda !, Saya mengucapkan terima kasih banyak