Thursday, March 23, 2017

Portfolio Kristo Blasin


Drs. Blasin Kristoforus “Kristo Blasin” (Tentang Saya)

“BETA DAN NUSA TENGGARA TIMUR”


Pembaca Yang Budiman.

Kesempatan menjadi seorang Gubernur, seorang pemimpin sekarang ini kian terbuka dan bisa diemban oleh siapa saja yang telah memenuhi syarat. Saya merasa terpanggil bahwa untuk NTT yang terus baik kedepannya dan melanjutkan usaha dari pendahulu-pendahulu kita yang telah membangun NTT sampai sekarang ini maka diperlukan lebih banyak pemimpin dan kaum-kaum professional agar dapat mengikuti perkembangan jaman yang tetap mengedepankan masa depan rakyat NTT tanpa membedakan  kalangan dan golongan. Sudah pasti kita merasa terpanggil sama halnya dengan saya untuk masa depan anak cucu kita di bumi NTT yang baik dan mampu memberikan sumbangsih kepada Negara Indonesia. Saya mohon doa restu serta dukungan dan mengajak semua warga turut serta bersama saya dalam persiapan langkah-langkah awal penggalian informasi dan merupakan sebuah survey tentang NTT sehingga dapat saya masukan kedalam visi dan misi saya untuk melanjutkan langkah pembangunan NTT kedepannya. Tekad saya sudah bulat akan panggilan ini. Saya sebagai putra daerah menyatakan siap maju untuk melanjutkan perjuangan ini bersama dan mencalonkan diri sebagai Gubernur NTT pasca pemimpin kita Bapak Frans Lebu Raya setelah mengikuti mekansime dan proses yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagai salam perkenalan ijinkan saya membagikan portfolio atau gambaran singkat tentang saya kepada seluruh pembaca yang budiman. Portfolio ini bertujuan untuk memberikan ruang komunikasi, mengajak semua lapisan masyarakat bersinergi bersama melihat Daerah kita tercinta ini. Portfolio ini bertajuk “Beta Dan Nusa Tenggara Timur”. Dalam sebuah syair lagu yang menginspirasi saya menulis rangkaian kalimat ini yakni “bae sonde bae tanah timor lebe bae” sebuah syair lagu yang memiliki makna yang sangat dalam yang berarti “baik tidak baik tanah Timor lebih baik”.  Sebagai putra daerah saya telah merasakan hal ini dan yang paling dasar adalah sebuah kedamaian ditengah kemajemukan. Saya turut mengajak Orang Tua Adat, Pengurus Desa, organisasi kepemudaan atau organisasi Mahasiswa, para professional yang telah terlibat bertahun-tahun dalam membangun Nusa Tenggara Timur ini untuk memberikan sebuah langkah awal menjadi sukarelawan dalam rangka memberikan masukan dan penilaian terhadap saya, program – program kedepannya dan lain sebagainya. Jangan ragu. Setiap warga memiliki tanggung jawab yang sama untuk membuka jalan terutama berguna bagi saya yang akan mencalonkan diri menjadi pemimpin daerah. Menjadi pimpinan daerah adalah tugas yang sangat berat oleh sebab itu diperlukan sebuah rencana dan berdasar kepada realitas di tengah masyarakat. Persiapan adalah tantangan, “gagal mempersiapkan diri dengan baik sama saja dengan merencanakan kegagalan itu sendiri”. Ungkapan ini juga berlaku dalam dunia politik praktis. Alam politik di era demokrasi modern berbeda dengan era sebelumnya. Dulu seorang pemimpin sudah ditetapkan sebelum dia lahir dan kemampuannya penuh dengan balutan mitos dan mistis secara turun-temurun. Tetapi setelah alam demokratis muncul maka mitos dan mistis seperti itu dihancurkan oleh logika dan rasionalitas.
Hormat Saya Kepada Pemimpin-pemimpin kita terdahulu yang telah menjadikan NTT sampai sekarang ini :



Nusa Tenggara Timur:

Letak Geografis Yang Strategis

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur.
Batas-batas wilayah :
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores
Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Benua Australia
Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste
Sebelah Barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat.
NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 566 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur, dll. Dari seluruh pulau yang ada, 42 pulau telah berpenghuni sedangkan sisanya belum berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar, yaitu pulau Flores, Sumba dan Timor, selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang letaknya tersebar, komoditas yang dimiliki sangat terbatas dan sangat dipengaruhi oleh iklim. Luas wilayah daratan 47.349,90 km2 atau 2,49% luas Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Hampir semua pulau di wilayah NTT terdiri dari pegunungan dan perbukitan kapur. Dari sejumlah gunung yang ada terdapat gunung berapi yang masih aktif. Di pulau Flores, Sumba dan Timor terdapat kawasan padang rumput (savana) dan stepa yang luas. Pada beberapa kawasan padang rumput tersebut dipotong oleh aliran sungai-sungai. Berikut nama beberapa sungai besar yang ada di NTT. Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan Nopember) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April). Suhu udara rata-rata 27,6° C, suhu maksimum rata-rata 29° C, dan suhu minimum rata-rata 26,1° C. Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :
Agak berombak dengan kemiringan 3-16 %.
Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26 %.
Bergelombang dengan kemiringan 27-50 %.
Berbukuti-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50 %.
Dataran banjir dengan kemiringan 0-30 %.
Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap pola kehidupan penduduk, antara lain pola pemukiman digunung-gunung, sehingga terdapat variasi adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah lainnya.

Sejarah  Nusa Tenggara Timur

Arti lambang Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:
Berbentuk perisai dengan sudut lima dengan maksud, selain melambangkan makna perlindungan rakyat juga melambangkan Pancasila.
Dalam perisai terberkas: bintang, komodo, padi dan kapas, tombak dan pohon beringin.
Bintang melambangkan keagungan Tuhan yang Maha Esa, komodo satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih lestari. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat komodo.
Padi-kapas melambangkan kemakmuran.
Tombak melambangkan keagungan dan kejayaan.
Pohon beringin melambangkan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara.
Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.
Sejarah Nusa Tenggara Timur sebagai berikut : Bentangan kepulauan yang terletak di antara 80-120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur, mempunyai makna tersendiri terhadap kehidupan banyak orang. Gugusan pulau-pulau tersebut disapa dengan berbagai sebutan, antara lain, "Sunda Kecil, Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Timur", dan juga "Flobamora". Sebutan tersebut juga bisa bermakna terdapat banyak suku-suku di wilayah tersebut, namun mempunyai satu tanda kesamaan yaitu sama-sama menyatukan diri sebagai Masyarakat NTT. Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur TengahTiongkok, dan Eropa, dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Tiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat. Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am", yang ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka, JawaTiongkok dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis, Belanda.Tahun 1510, Goa, India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta kekuasaan wilayah Nusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores) pada tahun 1511, armada Ferdinand Magellan dengan dua kapal singgah di Alor dan Kupang, Pulau Timor. Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini diterjang badai, salah satu kapal hancur dan karam. Jangkar raksasa salah satu kapal ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke Tanjung Harapan lalu kembali ke Spanyol. Ketika Belanda, dengan VOCnya, mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van den Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani umat Kristen di sana. Ini juga bermakna, walau VOC masih berusia muda (berdiri 1602), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di Timor dan pulau-pulau sekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara rohani. Pada era V0C, tahun 1600 – 1799, dan bahkan sampai tahun 1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan terhadap Masyarakat NTT.Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Prancis dibawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Britania untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda. Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania. Dua kapal Britania memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur oleh Greving yang mengarahkannya pada Mardijkers. Saat VOC dibubarkan pada tahun 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga.
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja, fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya ada perubahan istilah. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah Belanda, bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap berada di bumi NTT. Keadaan tersebut, membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada dalam diri Rakyat NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut melahirkan Pemerintahan Negara Indonesia Timur dan Pemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, status NTT hampir sama dengan Yogyakarta pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada Soekarno–Hatta. Perjuangan yang gigih Rakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. KorohI.H. DokoTh. Oematan, Pastor Gabriel ManekDrs. A. RotiY.S. Amalo, agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari RI. Ketika Indonesia masih belum berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "Provinsi Sunda kecil". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga "Provinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga Daerah Swatantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swatantra Tingkat 1 BaliNusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sejak 20 Desember 1958, pulau FloresSumbaTimor, dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu bagian dari provinsi.

Pemimpin Yang Ideal

Semua orang pasti menghendaki sosok pemimpin yang baik atau lebih tepatnya disebut ideal. Tentu anda bertanya seperti apa sosok pemimpin itu kepada saya. Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam hidupnya.
7 Karakter Utama Pemimpin Ideal saya dapatkan dari berbagai sumber dan tentunya patut untuk ditiru bukan hanya memimpin orang lain tapi paling tidak untuk memimpin diri sendiri dalam menjalani hidup ini, karakter utama ini adalah sebuah deskripsi yang menjelaskan tentang point-point yang harus dimiliki seorang pemimpin. Baik secara sempit maupun luas, seorang pemimpin tentunya perlu mengetahui dan memiliki sifat dari 7 karakter utama pemimpin ideal.
Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu melatih individu-individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam. Seorang pemimpin diharuskan mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman dari sifat semua anggota yang dipimpinnya yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi semua pihak ke arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggotanya.

1.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Cerdas

Kecerdasan adalah titik penentu utama yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah dalam komunitas yang beragam. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan semua warga yang dipimpinnya.

2.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Berinisiatif

Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiasi atau sebuah ide awal jelas dibutuhkan oleh seorang pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menggerakkan semua unsur untuk memecahkan sebuah permasalahan bukan kearah kebuntuan. Sebuah inisiasi yang menyejukan dan menenangkan bukan profokatif. Pemimpin yang berinisiatif adalah pemimpin yang mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai segala sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri pemimpin, kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan terjamin dengan baik.

3.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Bertanggung jawab

Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.

4.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dapat Dipercaya

Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang, anggotanya dengan kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin tersebut untuk mengambil sebuah keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.

5.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur

Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan orang banyak. Kejujuran yang ada dalam diri seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu diandalkan oleh seluruh anggota yang dipimpinnya. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari seluruh anggota yang dipimpinnya.

6.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Rela Berkorban

Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan anggotanya dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu memfokuskan diri untuk mencapai visi anggota secara detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.

7.      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai Warganya

Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga warga yang dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya. Warga yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.

Setelah membaca banyak artikel-artikel dari berbagai nara sumber yang ada, tentunya kita bisa mengetahui 7 karakter utama pemimpin ideal dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin bukanlah manusia sempurna namun seorang pemimpin yang ideal dituntut untuk mengusahakan kesempurnaan untuk kemajuan visi warganya. Ijinkan saya bersama-sama untuk menjadi pemimpin ideal.  Tidaklah mudah menjadi seorang pemimipin, karena para pmimpin harus memiliki sejumlah kualitas tertentu. Kalau seorang pemimpin salah dalam bertindak, maka bawahan bisa saja langsung menganggap buruk. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Pemimpin Yang Tidak Ideal :

Hanya Memerintah
Menjadi Pemimpin bukan berarti bisa seenaknya saja memerintah atau merubah tatanan yang sudah ada dari pendahulu-pendahulu kita karena alasan yang tidak jelas. Sebaliknya, hal yang harus dilakukan seorang pemimpin yang benar yaitu harus bisa menciptakan komunikasi yang baik dengan tim atau orang yang dipimpinnya demi mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. Komunikasi di sini artinya komunikasi dua arah, sehingga bawahan bisa menyampaikan pendapat dan bukan sekadar menerima perintah.

Jarang Diskusi dan Tatap Muka
Pemimpin yang buruk biasanya jarang berdiskusi dengan bawahannya atau warganya tapi dia lebih banyak menuntut timnya atau warganya untuk solid atas kemauannya. Padahal, solid tidaknya sebuah tim kerja juga dinilai dari adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan atau pemerintah dan warganya. Dengan berdiskusi, pemimpin pun bisa tahu jika ada masalah di antara orang yang dipimpinnya.

Tidak Memberikan Kepercayaan
Seorang pemimpin yang baik bisa memberikan kepercayaan pada timnya untuk bekerja. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri timnya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk tidak mampu memberikan kepercayaan itu. Akibatnya akan muncul rasa tak percaya di antara atasan dan bawahannya.

Tidak Memberikan Pujian
Saya memberikan sebuah ilustrasi bahwasannya tak sedikit atasan di kantor, perusahaan/lembaga yang merasa enggan untuk memuji bawahannya. Padahal, hal tersebut sekali-kali perlu dilakukan demi memberikan penghargaan pada bawahannya. Ini yang membuat mereka bisa termotivasi untuk menjadi tim yang lebih baik dan maju.

Konflik
Apabila bawahan kita ditegur oleh atasan dari divisi lainnya, jangan hanya diam saja dan membiarkan bawahan Anda menghadapinya sendirian. Pemimpin yang baik akan berusaha untuk memberi dukungan pada timnya, bukan malah ikut menyalah-nyalahkannya juga. Jika terbukti bersalah baru patut disalahkan. Bukan berarti seorang pemimpin melindungi bawahannya yang salah atau kurang baik atau terlalu mudah menyalahkan seorang bawahan.


Tidak Terbuka
Hubungan baik dengan siapa saja yang berbeda perlu dibina baik dalam perusahaan/lembaga antar sesama dalam satu Negara bahkan dengan Negara lainnya. Jika Anda merupakan pemimpin yang kerap tertutup dan tidak membeberkan kehebatan atau kekurangan kerja dalam tim Anda, itu menandakan bahwa Anda bukan termasuk pemimpin yang baik. Yang utama dalam keterbukaan adalah kepada warga yang dipimpin.

Tidak Bertanggung Jawab
Jika seorang pemimpin selalu menyerahkan tugas pada bawahannya saja, padahal seharusnya pekerjaan tersebut dikerjakan oleh pemimpin itu sendiri, itu membuktikan bahwa pemimpin tersebut bukanlah pemimpin yang baik. Pemimpin yang benar akan bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bukan malah menyuruh bawahan untuk menyelesaikannya.

Pemimpin yang Tidak Memiliki Visi, Tidak Akan Bisa Menggerakkan Tim.
Pemimpin tanpa visi akan gagal. Pemimpin yang tidak memiliki visi tidak bisa menginspirasi warganya, memotivasi kinerja, atau menciptakan nilai yang berkelanjutan. Miskin visi, visi yang berubah-ubah, atau tidak ada visi akan menyebabkan para pemimpin gagal. Tugas pemimpin adalah untuk menyelaraskan semua pihak sesuai dengan visi yang jelas dan dapat dicapai. Ini tidak bisa terjadi ketika orang buta menuntun orang buta, yang artinya pemimpin yang tidak mempunyai visi menuntun anggota atau warga yang dipimpinnya yang juga tidak memiliki tujuan dan arah.

Ketika Pemimpin Gagal Memimpin Dirinya Sendiri
Seorang pemimpin meski memiliki karakter atau integritas yang tinggi namun belum tentu akan bertahan dalam ujian waktu. Tidak peduli seberapa cerdas, ramah, dan persuasive seseorang, jika mereka rentan terhadap perilaku yang tidak etis berdasarkan kebutuhan saat ini atau masa depan, mereka akhirnya akan menjadi mangsa kehancuran mereka sendiri. Etika dan pembawaan diri merupakan formula untuk sukses.

Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu atau Meninggalkan Masa lalu
Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School mengatakan dalam Wall Street Journal 2009, “Pemimpin cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu yang tampaknya berguna atau menggunakan sesuatu yang baru tanpa mengambil pelajaran dari masa lalu, tetapi sebenarnya berbahaya. … karena semuanya tidak benar-benar cocok dengan situasi saat ini dan itu tidak akan menjadi bermanfaat.” Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja, sumber daya, dan bagaimana menciptakan momentum di lingkungan yang baru.

Terlibat Permasalahan Politik
Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara obyektif dan fokus pada mengelola tanggung jawab.  Pemimpin yang terperangkap dalam politik kehilangan identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi lain.

Tak Punya Tujuan Kerja
Bila seorang pemimpin tidak tahu apa yang perjuangkan, maka akan sulit membuat keputusan yang baik. Kejelasan tujuan memungkinkan seorang pemimpin membuat keputusan yang benar dan konsisten sesuai dengan misi. Ketika tujuan “terganggu”, seorang pemimpin akan kehilangan hubungan dengan naluri dan mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat.

Menyalahgunakan Sumber Daya
Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan memberikan inspirasi, tapi juga mengharuskan seorang pemimpin untuk mengetahui alat, aparatur dan sumber daya yang tersedia dan atau yang harus diperoleh untuk berjuang memperjuangkan misi. Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan pedoman sumber daya. Mereka memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke informasi yang benar, statistik, tren, dan hal lainnya yang tersedia dari luar dan dalam daerah. Pemimpin yang baik tahu kapan harus melibatkan semua sumber daya itu dalam rangka membuat keputusan yang tepat yang berdampak positif bagi semua atau bagi masa yang akan datang.

Tidak Melihat Peluang
Pemimpin menjadi tidak baik apabila tidak mengerti dengan visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari segala arah. Visi ini membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola perubahan jika keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan memungkinkan para pemimpin melihat sekitar, di dalam dan luar daerah, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat pun tepat.

Tidak Percaya Diri
Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan membuat keputusan tiba-tiba. Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat keputusan.

Para pembaca warga NTT yang budiman. Terima kasih banyak atas attensi yang diberikan dengan membaca selebaran ini. Saya bukanlah seorang yang sempurna namun akan menjadi sempurna apabila mendapat dukungan dan doa restu dari segenap pihak. Sebagai putra daerah saya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan daerah kita tercinta. Mari kita meletakkan tanggung jawab ini bersama di pundak kita sebagai putra daerah. Saya mohon maaf jika ada kesalahan yang telah saya buat dalam goresan pena ini.




Kirimkan Saran Untuk NTT Melalui Email ......marselinasintasayang@yahoo.com.........

Referensi : Dari berbagai sumber


No comments:

Post a Comment

Pesan Dan Saran Sangat saya Harapkan, Jangan Ragu berikan respon anda !, Saya mengucapkan terima kasih banyak